Home » Kepri » 100 Hari Kerja Awe Bisa: Akan Memperjuangkan Tambang Timah Rakyat Menjadi Salah Satu Prioritas

100 Hari Kerja Awe Bisa: Akan Memperjuangkan Tambang Timah Rakyat Menjadi Salah Satu Prioritas




Batamlive – Kepulauan riau – Lingga – Dalam program 100 hari kerja, Awe-Bisa berkomitmen untuk memperjuangkan Tambang timah rakyat yang menjadi salah satu pilihan mata pencaharian masyarakat kepulauan singkep sebagai salah satu potensi alam yang dapat menunjang ekonomi rakyat saat ini.

“Bahasa kita tegas bahwa tambang timah rakyat adalah peluang ekonomi bagi rakyat kecil yang harus kita perjuangkan bersama”, ungkap Alias Wello melalui pesan WhatsApp, Kamis (10/10/2024).

Menurutnya, berdasar Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran terbuka di Kabupaten Lingga sudah sangat memprihatinkan. Oleh sebab itu pemerintah harus serius dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Alias Wello menambahkan, Jumlah angka pengangguran yang tinggi menjadi salah satu faktor pendukung kepada kepada status Kabupaten Lingga yang saat ini menjadi Kabupaten termiskin di Provinsi Kepulauan Riau.

“pemerintah harus ambil peduli terhadap persoalan yg sangat serius ini. Apalagi yang kita baca dari rilis resmi BPS bahwa angka pengangguran terbuka di kabupaten lingga sudah sangat tinggi dan Kabupaten Lingga merupakan kabupaten *termiskin* di Provinsi Kepri”, pungkas pria yang kerap disapa Awe ini.

Saat ini Tambang timah rakyat di pulau Singkep sebagai salah satu potensi Alam tidak dapat digunakan sebagai mata pencarian untuk masyarakat. Para penambang tidak dapat bebas beroperasi karena hal tersebut dapat membuat para pelaku tambang timah rakyat tersandung dengan masalah hukum.

Ia melanjutkan, “Pemerintah harus dapat menyusun strategi Pembangunan Ekonomi Melalui Pertambangan Timah Di Pulau Singkep, tantangan ekologis menjadi permasalahan utama dalam penambangan timah di Pulau Singkep, maka dalam pengelolaannya diperlukan konsep pembangunan berkelanjutan”, paparnya.

“Kedepannya, masyarakat harus dapat menikmati potensi alam yang terkandung di bumi Lingga ini. Dalam mencari penghidupan dimasa ekonomi yang sedang terpuruk saat ini, jangan sampai masyarakat Lingga terkesan menjadi *pencuri* di tanah sendiri”, tutupnya

Editor: E. Taufik

About Redaksi Live

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.