Batamlive – Kepulaun Riau – Anambas – Kebutuhan akan komunikasi di Kabupaten Kepulauan Anambas hingga saat ini masih belum merata, bahkan di Bandara Letung, yang merupakan sarana vital bagi akses masuk wisatawan dan masyarakat setempat. Beberapa wilayah di sekitar bandara masih memiliki banyak blank spot.
“Persoalan ini mirip dengan yang kami alami di Lingga. Alhamdulillah, saat saya menjabat sebagai Wakil Bupati, kami memperjuangkan hal ini hingga ke Kementerian Komunikasi dan Informatika. Waktu itu, kami bertemu dengan Dirjen TI,” ujar Neko Wesha Pawelloy saat dihubungi pada Minggu, 22 September 2024.
Dari hasil pertemuan tersebut, Kabupaten Lingga berhasil mendapatkan dukungan berupa pembangunan 28 menara Base Transceiver Station (BTS) 4G yang disetujui pada saat itu.
“Itu adalah bentuk keseriusan kami waktu itu. Mengenai proyeknya, selanjutnya diserahkan ke OPD, karena tak lama setelah itu saya mengundurkan diri sebagai Wakil Bupati. Namun yang jelas, proyek tersebut sudah disetujui,” jelasnya.
Infrastruktur komunikasi di Kabupaten Kepulauan Anambas saat ini masih menjadi masalah serius yang belum terselesaikan.
“Komunikasi dan internet sangat vital di era perkembangan teknologi ini. Kita harus mendorong hal ini, karena sudah menjadi kebutuhan publik. Tentu saja, hal ini akan sangat membantu peningkatan Pendapatan Asli Daerah, menarik investor, serta mendukung pariwisata dan sektor lainnya,” ujar Neko, salah satu tokoh daerah.
Berdasarkan data yang diterima oleh media, Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari 10 kecamatan, 52 desa, dan 2 kelurahan. Terdapat sekitar 66 menara BTS yang dibangun di 29 titik lokasi oleh BAKTI Kominfo Republik Indonesia.
Namun, beberapa menara tersebut masih sering mengalami masalah, dan ada beberapa desa yang belum terjangkau jaringan internet maupun telepon seluler sama sekali.
Editor: E. Taufik
Home » Anambas » Neko Wesha Pawelloy: Solusi Tantangan Kebutuhan Komunikasi di Kabupaten Kepulauan Anambas