Batamlive – Kepulauan Riau – Lingga – Masa transisi pemerintahan di tingkat pusat dan provinsi diprediksi akan berdampak besar pada Kabupaten Lingga. Bupati Lingga ke depan menghadapi tantangan yang sangat besar, memerlukan keberanian untuk mengambil kebijakan yang tidak populer demi kepentingan daerah, sekalipun harus mengesampingkan kepentingan kelompok.
Alias Wello, saat ditemui menyatakan bahwa diperlukan pemimpin yang tegas dan berani menghadapi risiko.
“Ke depan itu dibutuhkan pemimpin yang tegas, yang berani mengambil risiko. Kalau tidak, daerah kita akan mengalami masa sulit yang berkepanjangan. Jika birokrasi goyang, otomatis masyarakat Lingga juga akan terdampak,” ujar Alias Wello saat ditanya atas keinginan dirinya kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Lingga.
Menurutnya, pemimpin saat ini mungkin sudah baik dalam memimpin kelompoknya, tetapi belum mampu memimpin seluruh masyarakat Lingga yang jumlahnya lebih dari seratus ribu jiwa.
“Masa transisi pemerintahan di tingkat pusat dan provinsi pasti akan berdampak ke daerah. Untuk menanggapi itu, dibutuhkan pemikiran yang berani agar kita terlepas dari intervensi,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai anggapan bahwa dirinya haus kekuasaan, Alias Wello hanya tersenyum menanggapi tuduhan tersebut.
Ia menjelaskan, “Saya pernah menjadi Ketua DPRD Kabupaten Lingga, juga pernah menjadi Bupati. Bahkan yang sekarang memimpin adalah kader-kader kami. Jadi, kalau hanya mengejar kekuasaan, tanpa jadi bupati pun saya sudah mendapatkannya.”
Alias Wello menekankan bahwa tujuan utamanya adalah menyelamatkan Kabupaten Lingga. Salah satu langkah strategisnya adalah menggandeng Muhammad Ishak, seorang birokrat senior yang memiliki pengalaman panjang dalam mengelola pemerintahan.
“Saya menggandeng Datok Ishak, beliau ini birokrat sejati. Pernah beberapa kali menjadi Kepala Bappeda dan memulai karier dari Camat. Beliau sangat berpengalaman dalam mengatur pemerintahan, beliau juga pernah mengatur anggaran daerah dimasa-masa sulit dulu,” jelasnya.
Bagi Alias Wello, yang terpenting saat ini bukanlah soal kekuasaan, melainkan memperbaiki banyak hal di Kabupaten Lingga.
“Banyak program yang sudah kami canangkan sebelumnya tidak berjalan dengan baik, seperti proyek air Gunung Daik, sektor pertanian, investasi perikanan, hingga pariwisata. Tamadun Melayu yang dulu ramai, sekarang sepi dari event-event besar. Perekonomian, kesehatan, dan pendidikan kita juga mengalami kemunduran,” ungkapnya.
Pasangan Alias Wello dan Muhammad Ishak, dua tokoh senior dengan rekam jejak panjang di dunia politik, pemerintahan, dan bisnis, bertekad membawa perubahan bagi Kabupaten Lingga.
Editor: E. Taufik