Batamlive – Kepulauan Riau – Ranai – TNI AL – Natuna, Dalam rangka mencegah Stunting dan menghimbau pentingnya Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang bergizi, dipelopori oleh ketua Cabang 8 Korcab IV DJA I Ny. Kukuh Maman Nurachman. Jalasenastri Lanal Ranai melaksanakan Webinar Kupas Tuntas ASI, MP – ASI dan Stunting, bertempat di Mess Tjiptadi Lanal Ranai Jl. Yos Sudarso No. 01 Kelurahan Batu Hitam Kec. Bunguran Timur Kab. Natuna Prov. Kepulauan Riau.
Minggu (25/02/2024)
Acara Webinar yang dilaksanakan di Mess Tjiptadi, diikuti oleh Ketua Cabang 8 Korcab IV DJA I Ny. Kukuh Maman Nurachman, pengurus dan anggota Jalasenastri Cabang 8 Korcab IV DJA I baik di dalam wilayah Natuna maupun yang berada di luar wilayah Natuna, Ibu – Ibu dari orang tua peserta Posyandu Arung Samudera dan Ibu – Ibu dari orang tua PAUD Teratai Lanal Ranai.
Turut hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Ibu Emi Nur Muslimah, S.Gz Ahli Gizi dari RS Islam Surabaya, menyampaikan masalah kekurangan gizi (under nutrisi) pada anak di Indonesia.
angka Stunting mengalami penurunan namun di atas 20% tergolong tinggi menurut WHO.
Stunting selalu diawali oleh perlambatan pertambahan berat badan yang dapat terjadi sejak dalam kandungan dan berlanjut setelah lahir. Oleh karenanya definisi stunting merupakan perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 SD pada kurva pertumbuhan WHO.
Lebih lanjut, stunting disebabkan kekurangan gizi kronik yang berhubungan dengan status sosioekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang dan praktek pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak tepat.
Stunting menyebabkan hambatan dalam mencapai potensi fisik dan kognitif anak. Kurva pertumbuhan yang digunakan untuk diagnosis stunting adalah kurva WHO child growth standart tahun 2006 yang merupakan baku emas pertumbuhan optimal seorang anak.
Dampak Stunting pada anak jangka pendek adalah peningkatan kejadian kesakitan, kematian dan biaya kesehatan perkembangan kognitif, motorik dan verbal tidak optimal. Jangka menengah adalah kapasitas belajar kurang optimal saat masa sekolah dan produktifitas kerja tidak optimal. Kemudian untuk jangka panjang adalah kualitas SDM dan masalah PTM (penyakit tidak menular) di usia dewasa.
Pencegahan stunting pada anak – anak dengan cara memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, ASI eksklusif hingga 6 bulan, ASI dan makanan pendamping ASI pada usia> 6 bulan, Pantau tumbuh kembang anak, perilaku hidup bersih dan sehat serta berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A.
Untuk pemberian ASI eksklusif yang tepat untuk bayi 0 – 6 bulan yakni pemberian ASI saja sejak usia 0 – 6 bulan tanpa tambahan apapun, ASI mengandung semua gizi yang dibutuhkan bayi dalam 6 bulan pertama kehidupan termasuk lemak, karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air yang mudah dicerna dan digunakan secara efisien.
Adapun makanan pendamping ASI yang diberikan untuk bayi mulai dari usia 6 bulan karena otot dan saraf bayi dapat digunakan untuk makan, saluran cerna sudah siap menerima makanan dan ASI sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan bayi.
Pada kesempatanya, Ketua Cabang 8 Korcab IV DJA I menyampaikan antusiasme peserta dalam mengikuti webinar Kupas Tuntas ASI, MPASI dan Stunting sangat tinggi, dengan berbagai pertanyaan dan diskusi yang dibahas oleh narasumber. Selanjutnya webinar ini diharapkan dapat menjadi wadah dalam proses komunikasi edukasi dan informasi kepada peserta terkait dengan pentingnya ASI, MPASI dalam mendukung pertumbuhan, perkembangan dan pencegahan stunting pada bayi dan balita.
Editor: E. Taufik